Rembang – Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan Global Environment Facility dan United Nations Development Programme melalui mitra implementasi Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) melakukan Studi Kasus Kerentanan, Penilaian Risiko, dan Dampak Perubahan Iklim di Desa Punjulharjo, Kec. Rembang, Kab. Rembang.
Dalam memberikan peningkatan kapasitas masyarakat/ kelompok kerja Proklim untuk meningkatkan kualitas aksi adaptasi perubahan iklim di Desa Punjulharjo, LPTP melakukan Training of Trainer (ToT) pada 8 – 12 September 2025 di Balai Desa Punjulharjo. Proses di hari pertama, ToT mengenai kefasilitatoran yang bertujuan pengenalan pengetahuan dasar tentang peran dan fungsi fasilitator dalam konteks pemberdayaan masyarakat dan teknik-teknik fasilitasi yang partisipatif. Peserta ToT juga dibekali dengan praktik agar lebih mudah memahami dan mengimplementasikan.

“Mendengar saya lupa, melihat saya ingat, melakukan saya pahami, menemukan sendiri saya kuasai” Pesan Zamzaini Narasumber ToT Kefasilitatoran
“Kunci utama dalam melakukan fasilitasi adalah pertanyaan. Teknik bertanya yang baik adalah singkat dan jelas, hindari pertanyaan yang tendensius, hindari debat kusir, dan munculkan pertanyaan lanjutan” tambahnya
Pada hari kedua, dilanjutkan pelatihan penyusunan proposal untuk mobilisasi sumber daya. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas kelompok dalam penyusunan proposal yang baik, sistematis dan sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh mitra kerja atau donor khususnya dalam mendukung kegiatan kampung iklim.

Dalam sesi ini Ronggo selaku Narasumber ToT Penyusunan Proposal menyampaikan,
“Diawali dengan identifikasi masalah terlebih dahulu, kemudian tujuannya, rencana aksi, sasaran waktu, dan pengukuran keberhasilan”
“Juga perlu memperhatikan indikator SMART dalam penyusunan proposal” tambahnya.
Di hari ketiga, sebagai kelanjutan belajar menulis proposal, dilakukan pelatihan untuk mobilisasi sumberdaya. Tujuannya untuk mengidentifikasi, mengakses, dan memobilisasi berbagai sumber daya, baik di internal maupun eksternya. baik finansial, manusia, maupun material untuk mendukung pelaksanaan dan keberlanjutan program kampung iklim di tingkat local.
Dalam sesi ini difasilitasi oleh Fahruz, “sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan gerakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, maka perlu memahami potensi sumber daya internal maupun eksternal, sehingga kita memiliki data potensisumberdaya untuk peningkatan kualitas aksi. Dari situlah nanti kita akan memiliki perencanaan mobilisasi sumberdaya yang efektif”.
Dihari berikutnya, sebagai bentuk peningkatan ketrampilan pengurus dalam menulis dan pendokumentasian aksi, maka dilaksanakan ToT ketrampilan pengurus Proklim dalam membuat dan mengelola media dokumentasi dan publikasi aksi yang sudah dilakukan.

“Dokumentasi dan Publikasi menjadi sangat penting dalam penyebarluasan aksi adaptasi perubahan iklim, selain menjadi bukti nyata kegiatan, juga menjadi bahan pembelajaran masyarakat luas” Kata Adit Fasilitator ToT Pengelolaan Dokumentasi dan Publikasi.
Di hari terakhir rangkaian ToT. dilakukan penguatan kelembagaan, tujuannya untuk meningkatkan kapasitas pengrus untuk mengelola organisasi mulai dari pengelolaan administrasi dan keuangan,pengembangan jaringan Kerjasama, mengelola program kerja dan membuat program kerja jangka Panjang. “kunci dalam berorganisasi adalah kaderisasi, program kerja jangka Panjang tidak akan tercapai jika system kaderisasinya macet” pesan Fahruz
