Dusun Nglaban Berinovasi, Perubahan Iklim Pun Siap Dihadapi

Dusun Nglaban Berinovasi, Perubahan Iklim Pun Siap Dihadapi

Nglaban, Gading – Upaya menghadapi perubahan iklim terus diperkuat di tingkat tapak. Sejak Mei hingga Desember, rangkaian kegiatan studi kerentanan, penilaian risiko, dan analisis dampak perubahan iklim dilaksanakan di Dusun Nglaban, Desa Gading. Program ini merupakan inisiatif Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP), dengan fokus utama pada penguatan Kelompok Program Kampung Iklim (ProKlim) Dusun Nglaban, Desa Gading, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek.

Program ini dirancang untuk menggali informasi akurat terkait tingkat kerentanan, risiko, dan dampak perubahan iklim yang dirasakan masyarakat setempat. Selain itu, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas warga dalam mengembangkan dan mengimplementasikan aksi adaptasi, serta memperbaiki kualitas upaya adaptasi iklim yang sudah berjalan di dua lokasi terpilih, salah satunya Dusun Nglaban.

Hasil dari studi ini nantinya juga akan menjadi bagian penting dalam penyusunan National Communication ke-4 Indonesia, sebagai bentuk komitmen nasional terhadap penanganan perubahan iklim di tingkat global. Tahapan pelaksanaan program diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat. Melalui forum ini, tim LPTP menyampaikan tujuan kegiatan, manfaat program, serta rencana proses selama studi berlangsung. Masyarakat diajak memahami pentingnya analisis kerentanan dan risiko sebagai dasar merancang strategi adaptasi yang tepat sasaran.

Setelah tahap sosialisasi, tim pelaksana melakukan identifikasi mendalam terkait jenis kerentanan dan risiko yang mempengaruhi kondisi sosial dan lingkungan di Dusun Nglaban. Perubahan pola curah hujan, meningkatnya suhu udara, degradasi sumber daya air, serta potensi gagal panen menjadi perhatian utama dalam kajian ini. Identifikasi juga mencakup berbagai aksi adaptasi yang telah dilakukan sebelumnya oleh masyarakat, sehingga dapat dijadikan fondasi untuk memperkuat strategi baru yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Proses berikutnya dilakukan secara partisipatif, di mana masyarakat bersama tim LPTP menyepakati jenis serta strategi aksi adaptasi yang dinilai paling sesuai dengan kondisi lokal. Penyepakatan ini penting untuk memastikan bahwa program tidak hanya berjalan secara teknis, tetapi juga diterima, dipahami, dan dapat dijalankan oleh warga sendiri.

Untuk memperkuat kemampuan masyarakat, serangkaian pelatihan dan pendampingan teknis juga diberikan, meliputi praktik pemanfaatan air, konservasi lahan, pengendalian penyakit berbasis lingkungan, hingga manajemen pertanian terpadu.

Sejauh ini, berbagai upaya adaptasi telah dilakukan di Dusun Nglaban. Infrastruktur penampung air seperti satu unit embung dan sembilan unit Penampung Air Hujan (PAH) telah dibangun.

Selain itu, masyarakat juga memanfaatkan biopori dan sumur resapan untuk meningkatkan infiltrasi air tanah. Di sektor perlindungan sumber daya air, struktur pelindung dan vegetasi di sekitar mata air diperkuat. Tanggul banjir, gully plug, bangunan terjunan air (BTA), hingga terasering juga menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan lahan terhadap erosi dan banjir.

Tak hanya itu, adaptasi di sektor pertanian semakin diperkuat melalui penerapan pola tanam padi–padi–palawija, sistem tumpangsari, pemanfaatan pekarangan, serta praktik pertanian terpadu. Dalam sektor kesehatan, masyarakat aktif mengembangkan pengendalian penyakit berbasis lingkungan melalui Gerakan 3M dan penerapan PHBS.

Pada sisi mitigasi, Dusun Nglaban juga menunjukkan inisiatif yang tidak kalah penting. Masyarakat mengembangkan pengelolaan sampah dan limbah padat, membangun instalasi IPAL limbah kotoran sapi, memanfaatkan solar cell sebagai sumber energi, serta menggunakan energi alternatif seperti biogas. Mereka juga menerapkan pertanian rendah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) serta menjaga tutupan vegetasi agar tetap berfungsi sebagai penyerap karbon.

Inovasi di sektor pertanian terpadu semakin memperkuat ketahanan masyarakat. Pembuatan pupuk bokashi, biourine, bio rumen, biochar, dan pestisida nabati menjadi contoh nyata penerapan teknologi ramah lingkungan. Selain itu, Gading Education Park (GEP) turut memperkuat posisi Dusun Nglaban dengan tampil sebagai pusat edukasi lingkungan dan pertanian, termasuk pengembangan produk unggulan seperti jamu kemasan.

Selain inovasi teknis, gerakan sosial juga tumbuh kuat. Masyarakat menjalankan kegiatan gotong royong mingguan melalui program Garpu Miber (Gerakan Menyapu Minggu Bersih), sekaligus mendorong budaya menabung bagi ibu-ibu di setiap RT.

Dengan berbagai upaya tersebut, pengurus ProKlim Dusun Nglaban dan masyarakat Desa Gading diharapkan semakin siap menghadapi tantangan perubahan iklim. Penguatan kapasitas, inovasi lokal, dan kerja sama komunitas menjadi modal penting untuk membangun ketahanan lingkungan sekaligus memperkuat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Dusun Nglaban kini menjadi contoh desa yang terus berbenah, adaptif, dan tangguh dalam menghadapi iklim yang terus berubah.

Oleh : Fichri Husam

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top