Oleh Zamzaini
Sragen, 3 Desember 2025
Pertemuan Sekolah Lapang produksi padi ke 3, dengan umur tanaman 16 HST (Hari Setelah Tanam) diawali dengan pengantar dan penjelasan pengamatan agroekosistem, kemudian dilanjutkan visualisasi hasil pengamatan dan pengambilan kesimpulan masing-masing perlakuan, dilanjut pembahasan dan topik khusus.
Dari pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman diperoleh data 1) tinggi tanaman rata-rata perlakuan jajar legowo 2-1 adalah 23,3 cm, jajar legowo 4-2 adalah 24,5 cm, dan sistem tegel 22 x 22 adalah 23, 8 cm. 2) Jumlah anakan sistem jajar legowo 2-1, jajar legowo 4-1, dan legowo tegel 22×22 rata-rata 7 tunas, walaupun saat tanam dari masing-masing sistem jumlah bibitnya berbeda. Kondisi tanah yang gembur dengan cukup air (recek-recek; jawa) menjadi media yang sangat baik untuk perkembangan akar dalam rangka mensuplay pertumbuhan tanaman padi. Pada saat pengamatan di lahan, ditemukan beberapa hama tetapi tidak mengancam pertumbuhan tanaman, kondisi cuaca mendung, tanah lembab, dan gulmanya lumayan banyak.
Kesimpulan dari seluruh perlakuan menyatakan bahwa tanaman tumbuh sehat dan tidak perlu melakukan penyemprotan pestisida. Walaupun tanaman tumbuh sehat tetapi ada ancaman terhambat karena gulmanya banyak. Untuk itu perlu ada tindakan penyaiangan gulma, dan disepakati dengan cara manual.
Karena umur tanaman yang masih muda (16 HST), maka salah satu materi yang disampaikan adalah mengenai pengenalan pupuk. Bahwa pupuk adalah unsur hara dan mikroorganisme sebagai persediaan makanan bagi tanaman. Sedangkan tanaman biasanya membutuhkan 13 unsur hara baik yang telah tersedia di alam maupun perlu diupayakan oleh manusia. Pupuk dibedakan menjadi dua yakni pupuk kimia sintetis buatan pabrikan dan pupuk kimia organik yang sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh petani. Pada kesempaatan ini ada kesepakatan untuk praktek mendalami dan memproduksi pupuk kimia organik, dengan bahan-bahan lokal yang tersedia di alam sekitar.
