(Cerita dari Tuban, diceritakan oleh Fahruzzaman Photo By Allan)
“Jangan pernah takut untuk memulai”. Langkah pertama biasanya menjadi langkah paling berat, karena penuh dengan bayangan sendiri yang memicu keragu-raguan. Namun, untuk bergerak maju, langkah pertama harus dijalankan. Begitulah semangat anak-anak muda desa Karangagung Kabupaten Tuban untuk memulai mengurus sampah di kampungnya.
Sore 17 juli 2019 menjadi penanda bahwa mereka benar-benar memulai langkah pertama dalam mengelola sampah di kampungnya yang sangat padat penduduk. Anak-anak muda ini mulai melakukan riset tentang jumlah sampah yang diproduksi oleh rumah tangga. Dari 15 rumah tangga, terkumpul sampah seberat 10 kg.apa itu artinya?
Itu artinya, setiap rumah tangga memberikan sumbangan sampah seberat 0,7 kg/ 2 hari. Jika kampung yang dihuni 2.804 rumah tangga itu membuang sampah ke laut, maka setiap 2 hari laut jawa akan dibebani sampah sebesar 2 ton. Ingat…itu baru dari satu desa di pinggir pantai dan itu hanya hitungan 2 hari. Bagaimana jika dihitung selama 1 tahun? Maka pantas saja ada berita ikan paus mati karena memakan plastik atau kondisi terumbu karang laut jawa yang semakin hancur.
Lalu dikemanakan sampah itu oleh anak-anak muda desa Karangagung? Mereka memulai memisahkan sampah berdasarkan jenis organik dan anorganik. Sampah-sampah organik yang terkumpul berupa daun, sisa makanan, dan tulang-tulang ikan diolah menjadi kompos. Untuk nantinya bisa mereka gunakan sebagai media tanam di kampungnya atau bisa dijual.
Sedangkan sampah plastik berupa bungkus makanan, tas kresek, dan bahan plastik lainnya diolah oleh 2 (dua) anak muda untuk menjadi ecobrik atau paving dari plastik. Dua anak muda ini biasa dipanggil Ibad dan Mecky.
#LPTPberkarya
#lptpdirectaction
#Lptp_solo