Bekerja sama dengan CSR, LPTP mengembangkan tanaman paprika di Desa Sukabumi Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Pengembangan paprika dilakukan di Dusun Surjo yang berada pada ketinggian ± 1380 Mdpl dan merupakan dusun tertinggi di lereng Gunung Merapi bagian timur. Mayoritas penduduk dusun ini petani.
Lahan pertanian di dusun ini kebanyakan tegalan dan petani hanya mengandalkan air hujan. Pada musim kemarau tanaman tembakau menjadi andalannya. Petani juga menanam sayuran di pekarangan dengan memanfaatkan air bersih yang diambil dari mata air Wonopedut. Kondisi lokasi yang berada di lereng terbuka gunung merapi membuat tanaman pertanian di bulan tertentu terkena dampak angin kencang (mongso 7) biasanya pada pada bulan januari-Februari. Para petani di dusun itu harus pandai mengatur waktu tanam dan menjaga agar tanamannya tidak rusak.
Pada awal musim hujan, saat air berlimpah biasanya penduduk dusun ini melakukan budidaya sayuran berumur pendek. Menjelang berakhirnya musim hujan atau sekitar bulan April, saat curah hujan mulai berkurang diganti dengan budidaya tanaman tembakau. Dipilihnya tanaman tembakau karena tidak membutuhkan banyak air untuk tumbuh.
Berdasarkan pengalaman LPTP dalam pendampingan program konservasi di desa ini, alternatif solusinya adalah memfasilitasi dan mendorong masyarakat melakukan diversifikasi budidaya pertaniannya dengan mengembangkan budidaya paprika. Dengan melakukan itu diharapkan dapat meningkatkan pendapatannya.

Tanaman paprika dalam greenhouse
Pengembangan budidaya paprika ini sudah dilakukan sejak bulan September 2018. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara LPTP dengan PT Tirta Investama dan pengembang Pizza Hut. Paprika berpotensi dikembangkan di wilayah dataran tinggi (1200 m dpl). LPTP pun membangun greenhouse pertama untuk uji coba penanaman paprika di dusun ini. Dari hasil uji coba penanaman di greenhouse pertama itu menunjukkan kecocokan dan keseusaian lahan untuk budidaya paprika. Selanjutnya akan dikembangkan lebih banyak lagi agar produk paprika dusun ini bisa memenuhi kebutuhan pasar dari pizza hut dan pasar yang lainnya.
Sebagai upaya meningkatkan produksi paprika dan untuk merespon permintaan pasar telah dilakukan pelatihan budidaya paprika yang diikuti 18 petani Dusun Surjo. Pelatihan dilakukan pada tanggal 28 Maret 2019. Dari kegiatan itu diharapkan petani meningkat pengetahuan dan ketrampilannya tentang budidaya paprika dari mulai pembibitan sampai cara pemanenan.
Pada petani peserta training itu difasilitasi pelaksanaan budidaya paprika serta pengadaan peralatan dan bahan penunjangnya, salah satunya adalah fasilitas greenhouse. Bangunan greenhouse pertama yang telah dibangun digunakan sebagai pusat informasi dan percontohan budidaya paprika dari pembibitan, perawatan sampai panen dan pasca panen. Greenhouse pertama itu dibangun di lahan milik Junar dan luasnya 24×9,5 M2.

Greenhouse petani pengembang paprika
Kemudian dibangun greenhouse lain yang dikelola warga dusun yang berminat dan telah mengikuti pelatihan. Greenhouse itu adalah greenhouse Tono seluas 8 x28 M2, greenhouse Sukarno seluas 18 x12 M2, greenhouse Darto seluas 8 x28 M2, greenhouse Tukiman seluas 18 x12 M2, greenhouse Siswanto seluas 18 x12 M2, greenhouse Jupri seluas 8 x28 M2, greenhouse Supar seluas 18 x12 M2, greenhouse Siswanto seluas 18 x12 M2, greenhouse Jupri seluas 8 x28 M2, greenhouse Supar seluas 18 x12 M2 dan greenhouse Supardi dengan luas 8 x28 M2. Dari beberapa greenhouse itu diharapkan semakin berkembang budidaya paprika dan memberi hasil yang baik.

Buah paprika siap petik
Pengembangan tanaman paprika di Dusun Surjo, Cepogo Boyolali ini bukan tidak ada permasalahannya. Masalah utama yang dihadapi petani pengembang paprika adalah keterbatasan akan air. Selama ini masyarakat mengandalkan air hujan dan sumber air dari mata air Wonopedut. Tanah yang forus menyebabkan tanah tidak dapat mengimpan air. Untuk itu diperlukan adanya bak-bak atau tangki penampungan air hujan sehingga kebutuhan air terjaga.
KERJA SAMA

Kunjungan manajer pizza hut di LPTP
Sebagai tindak lanjut dari diversifikasi tanaman pertanian ini telah dirintis kerja sama dengan pengusaha pizza hut di wilayah Solo dan Jogjakarta. Tempat penampungan produk paprika telah disediakan di Jogja dan Solo. Bahkan belum lama berselang para pengusaha pizza telah melakukan kunjungan ke sentra penananman paprika dan tempat penyimpanan produk paprika. Mereka yang melakukan kunjungan bisnis adalah manajer pizza hut, manajer Jateng-DIY dan 11 manager outlet Yogyakarta. Kunjungan dilakukan pada tanggal 30 Oktober di kantor Dewats LPTP di Jogja dan juga di kantor Palur Solo. Dari pertemuan bisnis itu tercapai kesepakatan untuk memulai supply paprika pada awal November 2019. Pengiriman itu sudah berjalan lancar.
Tim pendamping LPTP telah menyiapkan ruangan berpendingin untuk menyimpan buah paprika. Tempat penyimpanan itu berada di Jogja dan Palur Solo. Di pilihnya untuk mendekatkan dengan outlet-outlet pizza hut di wialayah Jogjakarta, sedang yang di Palur untuk melayani permintaan outlet pizza hut di wilayah Solo. Ruangan berpendingin dan juga lemari pendingin disiapkan untuk menjaga keawetan paprika.

Pengepakan untuk pengiriman ke outlet pizza hut
Di masa depan diharapkan dapat dibangun kesepakatan kerjasama yang lebih luas lagi mengenai pemasaran paprika dengan pengusaha pizza hut di berbagai wilayah lain. Dengan demikian petani di dusun terpencil dan terletak paling tinggi ini memiliki sumber pendapatan lain dari hasil diversifikasi pertaniannya. Peningkatan kualitas hasil panen paprika juga akan terus ditingkatkan sesuai dengan permintaan pasar. (Eddy)
****
One Comment
mobile legend net worth
Its such as you learn my mind! You appear to understand a lot about this, like you wrote the
book in it or something. I think that you could do with a few percent to drive the message house a bit, but instead
of that, this is fantastic blog. An excellent read. I’ll definitely be
back.