Ki Bekti Al – Kalam, anggota Komunitas LPTP
Pengantar
Mendapatkan pemikiran bermutu dapat dilaksanakan pada forum-forum tidak resmi (non formal). Memilih tempat diskusi juga tidak harus pada tempat yang telah disediakan seperti hotel, villa atau ruang yang penuh dengan aturan sangat ketat. Dibuatlah aturan sangat jelimet dan mengikat bagi peserta diskusi. Misal harus pakai baju lengan panjang yang ada kantongnya. Ditentukan harus baju batik pekalongan dan pakai kaos dalam. Sangat dilarang keras menggunakan sandal jepit, sebab sandal jepit itu perlegkapan ke kamar mandi.

Pembuatan pakan ternak
Bila aturan diskusi di atas tersebut diterapkan kepada tim lapangan pengelola Domba Kaliboto Green Institute (KGI), insya Alah hasil akhir diskusi seputar kata Setuju. Tim lapangan pengelola Domba KGI terdiri Afif (punya anak satu) asal kota Surakarta, Toro remaja yang cukup pengalaman asal kota Surakarta dan yang paling muda Safri Maulana asal kabupaten Cirbon Jawa Barat, sedang magang tentang peternakan.
Penulis sebagai teman (pendamping) dalam kesetaraan yang selalu menerapkan kode etik dwi subyek. Juga tidak diharamkan menggunakan kaidah-kaidah interpensi. Karena sebelumnya sudah dibangun pengertian kasih sayang dalam kebersamaan. Seperti itu yang menjadi pedoman umum sebagai seorang pendamping. Tentu tidak hanya sebetas dalam tataran dihapal luar kepala. Begitu kira-kira pengantar tulisan ini, seandainya ada para pembaca tidak berkenan sampaikan langsung kepada tim pengelola lapangan domba KGI.
DISKUDI DENGAN SAFRI MAULANAPendamping : Sesudah sampai di KGI ada peristiwa apa ?
Sefri : Hari Jum’at, pagi-pagi ada hujan dan angin kencang, genteng berjatuhan. Sempat merekam.
Pendamping : Ada kejadian apa yang sangat berkesan ?
Sefri : Waktu angon di bekas padi. Duduk (sambil meragakan duduknya). Sudah capek duduk dan domba sedang rajin makan.di sekitar tempat duduk Safri. Tiba-tiba domba jantan mendekat dan mencium pipi Safri.
Pendamping : Safri tidak mukul domba itu ?
Safri : Ada rasa geli dan kena liur domba jantan. Kakinya domba garuk-garuk kakinya Safri.
Menurut cerita Safri, dombanya tidak dipukul tambah dielus-elus.
Pendamping : Apa cita-cita Safri ke KGI ?
Safri : Mau belajar peternakan. Cuma belum dikasih pelajaran cara-cara berternak yang baik, disuruh angon terus.
Pendamping mengalami kebingungan menimpali pertanya Safri. Menurut yang saya pahami bahwa Safri tujuan datang ke KGI mau sekolah peternakan “Begitu kira-kira”. Sampai di KGI sudah hampir dua bulan, Setiap hari hanya kerja angon, memberi makan domba dan nyapu kandang domba. Kapan belajarnya tentang peternakan.
Pendamping : Safri sudah dapat pelajaran dari alam. Dua hari di KGI disambut dengan peristiwa hujan angin. Domba jantan sayang dengan Safri, buktinya pipi Safri dicium-cium sama domba jantan. Domba jantan itu balas budi dengan Safri. Diangon, dikasih makan, dikasih minum ada nutrisinya dan kandangnya dibersihkan. “Itu pelajaran juga”. Pelajaran bagai mana cara kasih makan domba yang baik, kasih minum domba yang baik bisa dicari ditempat lain atau baca buku. Pelajaran memahami kelakuan domba sehari-hari itu juga pelajaran.
Safri : Saya tidak pernah pukul domba. Pelajaran lain-lain bisa dicari di internet.
Keterangan Safri sangat menujukkan sikap dan temuan baru pada dirinya. Bagaimana menghargai teknoligi digital. Safri mau cari pelajaran ternak domba diinternet. E….uang jajan dari KGI dibelikan HP seharga Rp. 1,3 juta.
DISKUSI DENGAN AFIFDiskusi dengan para tim lapangan domba KGI, tidak dalam satu forum. Diskusi dengan Afif agak ulet, sebab punya banyak pengalaman petualangan menjelajah sampai kilometer nol di kota Sabang Pulau We Propoinsi Aceh Darussalam (ujungnya Indonesia bagian Barat). Afif adalah alumni SMK 8 Surakarta dan pernah berguru pada almarhum Gesang pencipta lagu keroncong legendaris.
Pedamping : Apa yang dapatkan mas Afif di KGI ?
Langsung dengan spontan menjawab. Dengan nada tegas dan jelas ciri seorang seniman panggung.
Afif : Alat kurang, seperti pacul hanya satu. Kita di sini tiga orang. Kita bertiga usai ngarit dan menguris domba punya rencana mau berkebun tanaman sayuran. Misal tanam jagung manis.
Pendamping : Alat ya, gantian dulu.
Afif : alat masih dipakai sudah diambil tim lain. Seperti ini kerja jadi tidak semangat. Saya sudah punya langganan teh bunga secang.
Pendamping : Kerjakan terus apa yang menurut kawan-kawan baik dan menghasilkan bisa jadi uang. Sembari menambah pengalaman. Sedikit-sedikit punya masukan (upah) dari KGI. Berkerja di KGI seperti mengurus milik sendiri. Jika KGI berkembang dan maju. Secara alami tim lapangan KGI secara alami ikut berkembang. Ya… kalau ada kesulitan jangan cepat putus asa.

Pengelola domba KGI
Sembari memetik gitar kesayangannya. Seusai makan makan malam, kita menemukan atas nama pencerahan buat KGI. Memasalahkan masalah (problem fosing) dengan ciri selalu pertanyaan kritis. Diselingi ketawa-ketawa. Mas Afif selama di KGI sudah menciptakan satu lagu. Luar Biasa itu. Cipta lagu terus selama di KGI. Bisa berkarya 1000 judul lagu “Ngarit jangan lupa”. Ada satu lagu yang mendunia. Dari tukang angon jadi pencipta lagu melegenda. Contoh Mbah Gesang. Mas Afif, manggut-manggut tanda setuju.
DISKUSI DENGAN TORO
Lain lubuk lain ikannya. Begitulah kira-kira berteman dengan Safri, Afif dan Toro. Mereka bertiga tim Lapangan pengelola Domba KGI di desa Kaliboto. Beda yang didapat kajian bersama dengan Toro pendatang baru di tim lapangan pengelola domba KGI. Toro agak pendiam, jarang bercakap-cakap, gitu bisa tandes. Awalnya saya kaget.
Pendamping : Dari mas Toro apa yang diketahui tentang KGI ?
Toro : Wah…KGI itu belum punya pemasaran. Kita punya penghasilan belum jelas pemasarannya. Jadi kita bingung bawa kemana ?
Pendamping : Pas…itu buat mas Toro, sebab KGI belum punya pasar. Sehingga mas Toro bisa mengerjakan cari pasarnya. Peluang pasar mas Toro yang merangcang.
Toro : Gimana dengan orang kantor (yang dimaksuk Staf KGI).
Pendamping : Nah…itu dia kita bicarakan berikutnya bersama.
Kesimpulan
Jika mau diambil kesimpulan dalam kalimat belum banyak jumlahnya. Tulisan ini sebagai bahan diskusi tim lapangan pengelola domba dengan tim KGI. Bagi pihak komunitas LPTP dan pengikut webside lptp.or.id memberi masukan yang mengkritik kritis, itu yang diharapkan
Terima kasih, wassalam
Karanganyar, 2 Desember 2019